Bumi, Air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
(Psl.33 UUD 1945)
Freeport adalah pertambangan emas terbesar di dunia! Namun termurah dalam biaya operasionalnya. Sebagian kebesaran dan kemegahan Amerika
sekarang ini adalah hasil perampokan resmi mereka atas gunung emas di
Papua tersebut. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri
ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati
hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini
tidak lebih baik daripada seekor lintah!
Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah !JFK, Indonesia, CIA and Freeport.!1
Walau
dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967,
namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya.
Dalam tulisannya, Lisa Pease mendapatkan temuan jika Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.
Saat itu Fidel Castro
berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh
perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang
baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena
imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO
Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun
berkali-kali pula menemui kegagalan.
Ditengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936.
Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan
tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di perpustakaan Belanda. Van
Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan
membacanya.
Dengan
berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu
jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga
menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti
wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada
disekujur tubuh Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah,
jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat
antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk
mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan
ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari
kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa
bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg
dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam
sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain.
Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk
memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu
telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung
tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.
Wilson juga
mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi
bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun
lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan
yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah
Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah
memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.
Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuanMarshall Plan jika
ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan
bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing
kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari
Irian Barat.
Ketika
itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya
mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda
mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang
diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada
di gunung tersebut.
Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari
Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company
mentah kembali. Para pemimpin Freeport jelas marah besar. Apalagi
mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia
sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!
Segalanya
berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas
ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan
Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum
Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik
di Amerika.
Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil
sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah
mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya.
Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam
kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.
Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan
dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan
kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya
diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari
tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh
kebijakan Soekarno ini.
Augustus C.Long amat marah terhadap
Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan
secepatnya.http://berita.liputan6. com/progsus/ 200209/41945/
class=%27vidico% 27
Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus
C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua
kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika
tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.
Lisa
Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara
tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco.
Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia
dikenal sebagai masa yang paling krusial.
Pease mendapatkan data jika pada Maret 1965, Augustus C.Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Augustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk
masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk
menentukan operasi rahasia AS di Negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.
Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48,
yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan
darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan.
Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.
Awal
November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira
loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan
Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang
menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian
Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai
presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu dari mana Williams yakin
gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?
Lisa
Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah
mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia.
Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang
yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo
dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam
angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional
mereka.
Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!.
Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di
zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu
menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak
seperti itu malah merugikan Indonesia.
Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport mengandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.
Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik !0Jim Bob!1 Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.
Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis
sebuah buku berjudul !0Grasberg!1 setebal 384 halaman dan memaparkan
jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia,
sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar
didunia.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollarAS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan.
Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang
emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu
merupakan yang termurah di dunia!!
Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau
juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di
permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru
menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau
kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana
telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga
itu ke Amerika. Ini sungguh-sungguh perampokan besar yang direstui oleh
pemerintah Indonesia sampai sekarang!!!
Kesaksian seorang reporter CNN
yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan
helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah
berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang
ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah
beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang
sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu.
Freeport
merupakan lading uang haram bagi para pejabat negeri ini, yang dari
sipil maupun militer. Sejak 1967 sampai sekarang, tambang emas terbesar
di dunia itu menjadi tambang pribadi mereka untuk memperkaya diri
sendiri dan keluarganya. Freeport McMoran senidir telah menganggarkan
dana untuk itu yang walau jumlahnya sangat besar bagi kita, namun bagi
mereka terbilang kecil karena jumlah laba dari tambang itu memang sangat
dahsyat. Jika Indonesia mau mandiri, sektor inilah yang harus
dibereskan terlebih dahulu.
"KATANYA, AMERIKA JIKA HANCUR LEBUR KARENA PERANG DAN TIDAK ADA YANG TERSISA MAKA AMERIKA DAPAT DIBANGUN KEMBALI SEPERTI SEDIAKALA DENGAN HASIL TAMBANG PT.FREEPORT DI PAPUA"
"AMERIKA HANYA BUTUH TIGA TAHUN UNTUK BALIK MODAL PENGELOLAAN TAMBANG DI PAPUA OLEH PT. FREEPORT, TERBAYANG PERUSAHAAN TAMBANG TERBESAR DIDUNIA HANYA BUTUH TIGA TAHUN UNTUK DIBANGUN KEMBALI OLEH TAMBANG PAPUA"
Itulah sekilas penggambaran tentang bagaimana besarnya kerugian bangsa indonesia karena telah membiarkan pihak asing mengelola hasil tambang di papua.
Disadur dari sini
"WELCOME" to my blog. Blog ini berisi tulisan usang, link download software, informasi un, humor, tetek bengek, dan jampi-jampi (untuk yang terakhir ini cuma bercanda) "SELAMAT MENIKMATI"
Cari Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
- Azwar Achmad (5)
Entri Populer
-
[Ulasan Novel Terjemahan] Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Posted by Rini NB on Apr 2, '09 10:41 PM ...
-
PABBARANI BULO-BULO ITAWA MAI LA PUANG NENNIA MUNYILITOA’ SINIG PADAKKU PATUPPU BATU ENGKALINGA MANENGNGI SINING TAU MAEGAE ...
-
Kete` Kesu Sejak belasan tahun yang lalu, Tana Toraja selalu menghadirkan imaji mistis dalam...
-
T erdapat berbagai tokoh paling berpengaruh di Indonesia sepanjang sejarah sangat banyak dan beragam. Kapasitas dan kapabilitas yang ad...
-
Ini mungkin adalah tempat-tempat terindah dan paling spektakuler di dunia yang sangat jarang dilihat sebelumnya. Dari keindahan Antartika,...
-
Bumi, Air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. (Psl.33...
-
1. Dodge Tomahawk Dodge Tomahawk adalah Viper V-10 based motorcycle yang memiliki 500 horsep...
-
Kalau mobil USA punya rekor 391 mil/jam, maka bristih gak mau kalah bahkan mengalahkan USA. Mobil british ini berkecepatan 714 mil perjam ,...
-
Biaya tinggal di Eropa terkesan bisa mahal dan bisa juga murah, jika kamu pesan kopi secangkir akan berharga 6 dollar di Kopenhagen, Denm...
-
10. Yamashita Treasure, Philipines Harta karun Yamashita, Adalah harta yang dijarah oleh pasukan Jepang pada Perang Dunia II, Lo...
mudah mudahan ini bisa memotivasi generasi muda indonesia untuk berpikir lebih luas tentang bagaimana masa depan indonesia??
BalasHapusmungkin hanya karena kertas kartal yang berkilau sehingga tikus tikus berdasi buta akan cinta , semangat dan kebersamaan yang telah lama kita bangun demi kemerdekaan indonesia ditambah dengan adanya bos besar bermata biru yang berbaik hati hanya ingin menguras seluruh kekayaan alam indonesia yang selama ini sengaja diwariskan oleh nenek moyang yang menjaga dan memelihara untuk anak cucu yang bertanggung jawab.tidak kah anda berpikir bahwa bangsa ini merdeka dari lebih darah sejuta umat bahkan harta. Tapi sekarang mungkin yang tersisa dari soekarno hanya kata kata yang memotivasi kita bukan lagi tindakan.